Berita Terupdate – Sepak bola Kamerun sedang dilanda kekacauan. Negara yang membanggakan lima gelar juara Afrika dan rekor penampilan terbanyak di Piala Dunia untuk negara Afrika ini, tengah dirundung perselisihan terbuka mengenai siapa yang seharusnya melatih tim nasional mereka, Indomitable Lions.1
Kisruh Penunjukan Pelatih
Puncak kekacauan terjadi pada bulan April lalu ketika pelatih asal Belgia, Marc Brys, ditunjuk sebagai pelatih kepala. Keputusan ini mengejutkan banyak pihak, termasuk Federasi Sepak Bola Kamerun (Fecafoot) sendiri yang justru menyatakan “sangat terkejut.” Fecafoot sebelumnya dikabarkan memiliki kandidat lain yang lebih mentereng seperti Herve Renard (peraih dua gelar juara Afrika), Fabio Cannavaro (juara Piala Dunia bersama Italia), dan Jose Peseiro (mantan pelatih Nigeria).
Ternyata, penunjukan Brys yang notabene bukan pelatih top dunia ini, merupakan campur tangan dari Kementerian Olahraga Kamerun (Minsep). Di Kamerun, seperti di beberapa negara Afrika lainnya, pemerintah memang kerap ikut campur dalam urusan Fecafoot, termasuk urusan pemilihan pelatih.
Samuel Eto’o, legenda sepak bola Kamerun dan presiden Fecafoot yang baru terpilih pada Desember 2021, menolak kehadiran Brys. Ia bahkan tidak menghadiri peresmian kontrak sang pelatih. Perselisihan ini berujung pada pemecatan Brys hanya seminggu setelah penunjukannya, kemudian dilanjutkan dengan penunjukan pelatih sementara. Namun, di bawah tekanan Minsep, Fecafoot akhirnya terpaksa menerima kembali Brys.
Dampak Kisruh ke Skuad
Ketegangan ini berdampak langsung ke tim nasional. Para pemain yang baru saja berkumpul untuk menghadapi pertandingan kualifikasi Piala Dunia 2026 melawan Cape Verde, harus menghadapi situasi yang tidak kondusif. Bahkan, mereka sempat kebingungan karena kedatangan dua set pengurus yang berbeda di hotel tempat mereka menginap.
Gelandang Indomitable Lions, Moumi Ngamaleu, melalui unggahan Instagramnya, meminta agar tim dibebaskan dari kepentingan politik. “Tanggung jawab Anda adalah menjaga tim bebas dari kepentingan politik dan menciptakan lingkungan yang bersih bagi kami untuk tampil tanpa masalah,” tulisnya.
Eto’o: Legenda yang Dipertanyakan
Peristiwa ini hanyalah puncak gunung es dari kepemimpinan Eto’o yang menuai kontroversi. Sejak awal, keputusannya banyak dipertanyakan. Selain kisruh penunjukan pelatih, Eto’o juga sedang diselidiki oleh Konfederasi Sepak Bola Afrika (CAF) atas dugaan pelanggaran kode etik.
Para pemain senior Kamerun secara anonim mengungkapkan ketidakpuasan mereka terhadap gaya kepemimpinan Eto’o yang dianggap diktator. “Dia tidak mau mendengarkan saran,” ungkap pemain tersebut. “Samuel adalah pemain terhebat di Afrika, tapi ada banyak masalah di sekitarnya.”
Pertempuran untuk Kekuasaan
Di balik kekacauan ini, ada pertarungan terselubung untuk menguasai sepak bola Kamerun. Presiden Paul Biya selama ini dikenal kerap turut campur dalam urusan tim nasional. Pengaruh pemerintah ini diperparah dengan kondisi keuangan Fecafoot yang tidak stabil, sehingga mereka bergantung pada kucuran dana dari pemerintah.
Dilema Suporter
Para suporter Kamerun pun terpecah belah. Ada yang mendukung Eto’o dalam upaya membebaskan Fecafoot dari kontrol pemerintah. Namun, ada juga yang menilai Eto’o justru memperkeruh suasana dengan keputusan-keputusannya yang kontroversial.
Masa Depan yang Suram?
Hingga saat ini, belum ada pihak yang mau angkat bicara untuk meredakan ketegangan. Fecafoot, Minsep, dan FIFA sama-sama bungkam.
Dengan kondisi yang carut marut ini, Kamerun terancam gagal lolos ke Piala Dunia 2026. Mantan pemain Kamerun yang enggan disebutkan namanya itu dengan sedih berkata, “Kamerun bukan lagi tim nasional terkuat di Afrika. Jika mereka ingin kembali ke puncak, mereka harus menata ulang semuanya.”
Akankah Eto’o bisa mengatasi kekacauan ini dan membawa kembali kejayaan bagi tim nasional Kamerun? Hanya waktu yang bisa menjawab.
BACA JUGA : Ballon d’Or: Bellingham vs Vinicius Jr? Tanggal Acara Diumumkan!